Translate

Senin, 14 Maret 2016

Motivasi Muslim - Orang Islam Dilarang Miskin (1) - Orang Muslimin Harus Kaya - Jadi lebih Bermanfaat Bagi Orang Lain - NaufalUnix.Com

Mengapa orang Islam dilarang miskin? Karena harta itu hanya ada dua. Kalau tidak dihabiskan di jalan Allah, ya pasti habis dalam jalan kebatilan. Sudah banyak cerita tentang orang-orang dengan harta yang melimpah, tapi karena menghabiskannya di jalan yang sia-sia, jadinya tidak barokah. Saya juga heran mengapa banyak sekali orang-orang Islam yang miskinnya bukan sekadar miskin, tapi miskin yang menyerap hingga ke tulang. Miskin semiskin-miskinnya. Ini kan keterlaluan? Bukankah kita ini ummat terbaik yang diturunkan di tengah-tengah manusia?
Mengapa kitaorang Islam, dilarang miskin?
Supaya tidak susah dua kali
Pertama karena hidupnya sendiri susah, yang kedua karena menyusahkan orang lain. Setidaknya keluarga, atau teman terdekat. Bayangkan kalau orang hidupnya serba kekurangan. Yang duluan diminta pinjeman duit pasti kalau nggak orang tua, ya sodara-sodaranya.
Supaya tidak dizolimi orang kafir
Siapa yang memegang kendali keuangan dunia? Orang kafir. Siapa orang yang pertama kali mendarat di bulan? Orang kafir. Siapa yang menguasai industri obat-obatan, ilmu pengetahuan, teknologi terbaru, alat dan senjata perang, pengolahan sumber daya alam? Lagi-lagi bukan orang Islam. Berapa kali kita dihina, dianggap rendahan, tidak dihargai, hanya karena kita miskin?
Karena zakat dan haji butuh uang
Mengucap dua kalimat syahadat, sholat, dan puasa, nyaris nggak ngeluarin modal. Tapi zakat dan haji perlu uang. Bayangkan saja, 2 dari 5 rukun Islam, butuh modal. Zakat fitri (walau hanya sekadar beras 3 kg) dan zakat mal (2,5% dari harta) butuh uang. Apalagi haji, minimal biayanya saat ini saja harus sedia $4000. Kalau dirupiahkan sekitar Rp 48 juta. Itu belum termasuk kebutuhan hidup di tanah suci dan bayar dam. Kalau 50 juta aja lewat. Itu per orang, kalau mau berdua sama istri berarti mesti sedia Rp 100 juta. Sekarang tabungan kita berapa?
Berkurban butuh uang
Harga kambing saat ini berkisar 1,7 juta hingga 2,5 juta. Kalau sapi dibagi tujuh ya kisaran segitu juga. Kalau gonta-ganti hape, makan di mall, nonton di bioskop tiap minggu saja bisa, masak kurban setahun sekali nggak kuat? Seumur hidup mau makan daging dari pemberian orang terus?
Jihad butuh uang
Jadi orang kaya itu enak sekali. Misalnya punya helikopter 10 unit. Ada bencana di mana bisa langsung kirim bantuan. Banyak sekali masjid separuh jadi, karpetnya bau karena nggak pernah diganti, plus tempat wudhunya udah kayak WC terminal, itu semua karena orang Islam miskin-miskin nggak ada yang mampu nyumbang. Masya Allah, teman saya pernah cerita di kampungnya kalau ada orang meninggal minimal butuh 750ribu untuk bayar kafan, peti mati, gali lobang kuburan, dsb. Bahkan sampai mati kita masih harus keluar uang.
Palestina itu kalah perang bukan karena kalah doa dan tenaga, tapi kalah modal. Jadi selama orang Islam nggak ada yang tajir-tajir ya selamanya kita tertindas. Bandingkan jihad kita saat ini dibanding jihad jaman Rasulullah. Untanya istimewa, mahal pula harganya. Pedangnya, baju besinya, ibarat kata semuanya barang “bermerek”. Emangnya enak jihad modal bambu runcing doang?
Sebagai indikator kebahagiaan
 Indikator kebahagiaan dunia itu ada 4 : istri sholehah, rumah yang luas, kendaraan yang baik, dan rejeki yang halal. Tiga dari empat syarat itu semuanya butuh duit. Rumah, boro-boro mau beli secara kontan, bayar DP-nya yang hanya 20% saja kita jungkir balik. Kendaraan, mungkin kita perlu beli mobil, plus supirnya sekalian. KRL atau angkot itu mengapa pelayanannya seperti melayani binatang? Karena harganya murah. Mengapa harganya murah? Karena kalau dinaikkan pasti kita ini nggak mampu bayar, karena kita miskin. Jadi pelayanan kepada masyarakat miskin ya sesuai dengan harganya yang murah. Rejeki yang halal, tentu yang menjadi dambaan kita semua, dan kita berusaha untuk menjauhi sumber rejeki yang haram. untuk artikel terkait Orang Islam Dilarang Miskin (bag 2) - Orang Muslimin Harus Kaya, 
Semoga Bermanfaat Sahabat

Motivasi Muslim - Orang Islam Dilarang Miskin (2) - Orang Muslimin Harus Kaya - Jadi lebih Bermanfaat Bagi Orang Lain - NaufalUnix.Com

Di tulisan pertama, Orang Islam Dilarang Miskin 1, kita sudah belajar alasan mengapa orang Islam itu tidak boleh miskin. Ruang lingkup “orang Islam” dalam tulisan ini pun boleh jadi lebih dikhususkan pada “orang Islam yang tinggal di Indonesia”, karena toh banyak sekali orang Islam di Arab Saudi, Asia Tengah, bahkan tetangga kita Malaysia, yang tajir-tajir. Jadi yang salah itu sebenarnya bukan “orang Islam” secara umum, tapi orang Islam negeri ini. Apa sih yang salah? Mengapa mayoritas kita miskin?

Pemahaman agama yang salah
Kita mengaku orang Islam tapi kita tak tahu apa-apa soal agama ini. We have no idea what we believe in. Sejak SD kita diajari untuk zuhud, dan percaya bahwa zuhud itu adalah anti pada kemapanan dan menolak kehidupan duniawi. Padahal pada zaman Rasulullah, sahabat-sahabat beliau seperti Utsman bin Affan, Az-Zubayr, dan Abdurrahman bin ‘Auf, semuanya kaya raya. Mereka memiliki kebun yang banyak, hewan ternak, dan uang berlimpah. Apakah mereka tidak zuhud?
Tentu saja para sahabat zuhud. Zuhud itu dunia datang pada kita, lalu kita merasa qona’ah (cukup) dan berinfak untuk dakwahnya jauh lebih besar. Misal dapet untung Rp 10 milyar, nyumbang Rp 9 milyar. Masih sisa banyak, Rp 1 milyar, tetep disebut kaya. Sedangkan kita penghasilan pas-pasan buat makan, lebihnya dikit, kalau Jumatan nyumbangnya koinan aja. Terus kalau ditagih zakat rasanya berat, padahal setahun sekali.
Pas ditanya, kenapa kok tetep miskin, “iya kan hidup ane zuhud”. Ini sih zuhud kelas gembel bin salah kaprah. Udah nanggung miskinnya pol jadi ngaku-ngaku zuhud aja biar agak kerenan dikit. Kita ini sabar menjadi miskin, tapi dengki kalau melihat orang lain berkelimpahan harta. Kalau lihat ustad jadi kaya kita protes, kok ustad hidupnya mewah. Padahal kita tak tahu, boleh jadi ustad itu habiskan hartanya lebih banyak untuk kemanusiaan.
Kalau antum tahu itu di area Blok M ada mall lumayan besar, di lantai 5 nya ada masjid yang juga luas. Coba kalau yang punya mall orang kafir, mana mau dia ada masjid di dalam pusat perbelanjaan. Mending disewain untuk toko. Itulah bedanya harta di tangan orang sholeh dan di tangan orang kafir. Kalau sekelas kita tiba-tiba dapet rejeki mendadak pasti mikirnya cuma sekadar jalan-jalan ke Eropa atau beli mobil. Visinya hanya sekadar nafsu pribadi dan tidak peduli dengan dakwah. Jelas saja Tuhan males ngasih kita harta banyak-banyak. Mungkin Ia tahu kita ini makhluk tak tahu diri.
Tidak berorientasi menjadi orang kaya
Rata-rata kita berkarakter orang miskin. Saat kita lihat orang kaya punya helikopter pribadi, kita merasa kita tidak mungkin punya hal yang sama. Padahal kalau terjadi bencana kita bisa langsung angkat telepon ke pilot helikopter, kirim bantuan via udara lebih cepat daripada dari darat. Saat kita lihat rumah yang bagus, kita tak berani bermimpi. Saking tak ada duit, atap rumah kita bocor tidak dibetulkan, jadi kalau jam 3 pagi ada hujan kita bangun buat ngepel dan menadah air pakai ember, padahal harusnya muslim bangun jam 3 pagi ya sholat malam biar surganya nanti agak tinggian dikit.
Saya pernah masuk lobi Hotel Indonesia K*mpinski, karena ada teman (orang kaya) minta tolong pesankan kamar. Karena miskin ya penampilan saya apa adanya. Oleh security saya ditanya macam-macam, mungkin disangka teroris dan bawa-bawa ransel isinya bom. Masya Allah, pikir saya. Itulah akibatnya kalau jadi miskin, baju dekil dandanan kumuh. Saya lihat pria wanita lalu lalang bajunya bagus dan wangi. Itulah enaknya jadi orang kaya, tidak dicurigai sebagai orang jahat.
Malas, Boros, Pengeluh
Kita lihat orang Cina mengapa hidupnya berkecukupan, karena mereka pekerja keras. Boleh jadi mereka tak percaya ada kehidupan setelah kematian. Tidak percaya surga. Jadi satu-satunya tempat untuk bahagia hanya di dunia. Mereka bangun pagi jam 4 atau 5 subuh pergi ke pasar, lebih awal dari kita. Padahal kita ini punya kewajiban untuk ibadah. Orang Cina juga hemat. Hari ini untung Rp 10 ribu buat makan Rp 5 ribu. Besok untung Rp 20 ribu buat makan tetap Rp 5 ribu.
Kita orang Islam itu sudah penghasilan tak seberapa, pengeluarannya banyak yang tak penting. Rela kredit mobil tapi rumah masih mengontrak di gang sempit banyak nyamuk kalau hujan dikit air masuk ke dalam. Mengeluh biaya sekolah mahal tapi tiap hari habis 2 bungkus rokok sehari. Karena miskin makanannya tak jauh-jauh dari ikan asin, jadilah semakin darah tinggi dan ngomel-ngomel setiap mau tidur.
Tidak melek finansial
Menurut OJK, hanya sekitar seperlima dari penduduk Indonesia yang melek finansial, artinya memiliki pengetahuan tentang keuangan yang cukup. Dengan melek finansial, kita bisa mengambil keputusan yang tepat terkait keadaan keuangan pribadi. Jika menikah tahun ini, dan punya anak setahun atau dua tahun kemudian, berapa dana yang harus disisihkan untuk biaya persalinan? Dana untuk sekolah anak diambil dari mana? Pilih sekolah negeri atau swasta? Jika ada kelebihan uang, diinvestasikan ke mana? Boro-boro bisa jawab, besok bisa makan aja udah sukur.
Yang juga jadi masalah, mayoritas kita tidak paham berbisnis.
Abdurrahman bin ‘Auf adalah salah satu sahabat nabi yang jago berbisnis. Ketika berhijrah (beliau berusia 10 tahun lebih muda dari Rasul, berarti saat hijrah usianya sekitar 42-43) beliau tak membawa apa-apa. Semua asetnya disumbangkan. Ia dipersaudarakan dengan Sa’ad dari Madinah (termasuk kalangan orang kaya juga). Sa’ad menawari separuh kebun/harta pada beliau. Tapi Abdurrahman bin ‘Auf menolak, dan cuma bilang, “Tunjukkan aku di mana pasar”.
Ketika meninggal, beliau meninggalkan 100 ribu dinar (menurut riwayat Ibn Katsir 80ribu dinar) pada masing-masing istrinya. Istrinya ada 4, jadi total 400ribu dinar. Karena istri menurut hukum waris mendapat bagian seperdelapan (kalau ada anak), maka aset keseluruhannya adalah 400ribu dikali 8 = 3,2juta dinar. Kalau 1 dinar sama dengan 4,25 gram emas, dan segram emas = Rp 480ribu, maka total kekayaannya adalah sekitar 6,5 trilyun rupiah. Ini belum termasuk wasiat beliau, 40 ribu dinar untuk 100 peserta perang Badr.
Jadi, sejak hijrah di umur 43 sampai wafatnya umur 73, atau selama 30 tahun, kita bisa bayangkan berapa banyak yang beliau kumpulkan. Seandainya Abdurrahman bin ‘Auf ikut The Apprentice jaman sekarang, mungkin nggak ada yang bisa ngelawan beliau. Semoga Bermanfaat sahabat

Muslim - Ada 10 Cara Tips dan Trik Sukses dalam Islam - AzharyUnix.Com

Mitra Bisnis Sukses - Ada 10 Cara Sukses dalam Islam, ini belum semuanya, tetapi jika dilakukan ini sudah sangat dahsyat. Sudah banyak bukti dan cerita akan keberhasilan mengamalkan cara sukses. Bahkan, meski hanya salah satu yang difokuskan, tetapi hasilnya luar biasa.

Sukses yang kita raih, insya Allah sukses dunia akhirat, selama kita ikhlas. Kuncinya jangan pernah meminta balasan atau berharap kepada selain Allah. Dan niat utama kita adalah beribadah kepada Allah dan karena Allah. Bukan karena harta atau kesuksesan duniawi saja. Jika kita mengharapkan akhirat, insya Allah dunia akan mengikuti. Keinginan dan kemauan dapat menarik Kesempatan kita Sukses... Niat, Rencanakan dan segera eksekusi rencana Anda, Yakinlah Sukses ada di depan Anda.
Berikut 10 Cara Sukses dalam Islam:
#1 Niatkan Maka Kau Akan Mendapatkan
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadist:
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. (HR Bukhari Muslim).
#2 Mendoakan Saudara
Rahasia itu ialah: mendo’akan saudara kita kebaikan yang sama dengan yang kita inginkan tanpa sepengetahuan orang tersebut. Jika kita mendo’a saudara kita, tanpa sepengathuan kita, insya Allah kita akan mendapatkan apa yang kita do’akan.
Dari Abu Darda ra bahwasannya ia mendengar Rosululloh SAW bersabda:“Tiada seorang muslim yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya, kecuali malaikat berkata: Dan untuk kamu pula seperti itu”. (HR. Muslim)
#3 Miliki Ilmunya
Dan sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah seperti keutamaan (cahaya) bulan purnama atas seluruh cahaya bintang. (H.R. Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majjah)
“Barangsiapa menginginkan sukses dunia hendaklah diraihnya dengan ilmu dan barangsiapa menghendaki sukses akherat hendaklah diraihnya dengan ilmu, barangsiapa ingin sukses dunia akherat hendaklah diraih dengan ilmu” ~Iman Syafi’i
#4 Berubahlah
Allah yang menentukan, namun perintah Allah juga agar kita mau mengubah diri sendiri. Maka, jika Anda ingin meraih apa yang Anda inginkan atau mengubah kondisi Anda, maka berubahlah.
“Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang mengubah nasib atau keadaan yang ada pada dirinya ” (QS Ar-Ra’d:11)
#5 Silaturahim
“Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya atau dikenang bekasnya (perjuangan atau jasanya), maka hendaklah ia menghubungkan silaturahmi.” (HR Muslim)
“Barang siapa yang senang dipanjangkan umurnya, diluaskan rezekinya, dan dijauhkan dari kematian yang buruk, maka hendaklah bertakwa kepada Allah dan menyambung silaturahmi.” (HR Imam Bazar, Imam Hakim)
#6 Berdo’a
Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang-orang yang memohon kepada-Ku. Maka bermohonlah kepada-Ku dan berimanlah kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran (Q.S Al-Baqarah :186).
Hadits dari Imam Turmudzi dan Hakim, diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi SAW Bersabda : “Barangsiapa hatinya terbuka untuk berdo’a, maka pintu-pintu rahmat akan dibukakan untuknya. Tidak ada permohonan yang lebih disenangi oleh Allah daripada permohonan orang yang meminta keselamatan. Sesungguhnya do’a bermanfa’at bagi sesuatu yang sedang terjadi dan yang belum terjadi. Dan tidak ada yang bisa menolak taqdir kecuali do’a, maka berpeganglah wahai hamba Allah pada do’a”. (HR Turmudzi dan Hakim)
# 7 Tawakal
Dari Umar bin Khoththob radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-sebenarnya tawakkal, niscaya Dia akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada seekor burung yang pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali pada sore hari dalam keadaan kenyang.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi)
#8 Shadaqah
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah: 261)
# 9 Syukur
Jika kamu bersyukur pasti akan aku tambah (nikmat-Ku) untukmu dan jika kamu kufur maka sesungguhnya siksa-Ku amat pedih” (QS Ibrahim: 7)
 # 10 Bertaqwa
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. Ath Thalaaq:2-3)
Penutup
10 Cara Sukses dalam Islam ini hanya sebagian dari cara sukses yang ada di dalam Al Quran dan hadits. Jika diteliti lagi, akan sangat banyak yang menjadikan kita menjadi manusia sukses. Sukses seutuhnya, bukan hanya sukses di dunia, tetapi juga di akhirat.
Mau menambahkan? Silahkan di form komentar, dengan senang hati kami Terima...
Berikut Video 10 Tips Cara Sukses Dunia Akhirat dalam Islam:

Semoga Memberi manfaat.
Sumberhttp://kokolindspetahidup.blogspot.co.id

Muslim - Keutamaan dan Kekuatan Sholat Dhuha - MuslimBisa.Com

Sebagian ulama menyifati perniagaan atau perkara jual beli sebagai kegiatan duniawi yang cukup menguras perhatian sehingga sering membuat kita lalai dalam beribadah pada Allah. Mengapa harus perdagangan? Bukankah masih banyak pekerjaan lain yang jauh lebih sibuk daripada pedagang, seperti dokter, pegawai pemerintahan, wartawan, dan lain-lain. Mengapa harus pedagang?
Hal ini dikarenakan aktivitas jual beli adalah aktivitas yang paling besar potensinya dalam kaitannya dengan keuntungan duniawi. Semua melulu soal harta. Dan harta adalah fitnah. Benar adanya salah satu hadits Nabi yang artinya “Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid dan yang paling dibenciNya adalah pasar” (HR Muslim no 671). Kalau kita lihat jarang orang di pasar itu sholat.
Sebuah hadits dari Abu Dzar, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalaam bersabda yang artinya :
Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at” (HR Muslim No 720)
Ada ustad yang menjadikan sholat dhuha (selama 3, 7, 40 hari berturut-turut) sebagai solusi dari permasalahan dunia seperti hutang atau kesempitan rizki. Atau dibarengi dengan sedekah sampai-sampai harus sedekah motor. Karena sempitnya ilmu, penulis sampai saat ini belum mendapati hadits terkait hal tersebut, namun penulis rasa yang dimaksud adalah hadits berikut.
Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalaam bersabda yang artinya :
Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451)
Kekuatan Sholat Dhuha
Sholat Dhuha juga disebut sebagai sholat awwaabiin, yang maknanya sholatnya orang-orang yang taat kembali pada Allah. Penulis sendiri pernah memiliki pengalaman terkait sholat Dhuha. Ceritanya barang penulis tertahan di bea cukai. Lebih tepatnya, dari sebuah perusahaan ekspedisi (kita sebut saja inisialnya, TNT), meminta izin usaha karena barang tersebut dianggap sebagai alat kesehatan. Bila tidak ditebus, barang akan di-‘destroy’ (ini istilah dari orang bea cukai dan orang ekspedisi).
Singkat cerita, penulis langsung bertandang ke kantor TNT di Soewarna Business Park di daerah Cengkareng, dekat dengan bandar udara Soekarno Hatta. Di sana, setiap kali kita terlihat bingung, ada saja yang menegur dengan bertanya “Mau ambil barang apa, Pak? Bisa dibantu?” Ini sudah bukti tegas bahwa everyone is a broker. Saya juga bertemu seorang Ibu yang barangnya ditahan dan berusaha menggunakan cara damai alias lewat belakang. Jadi dari awal penulis sudah mengira barang tidak akan bisa dirilis, dan dipersulit di sana-sini. Sudah frustrasi duluan.
Waktu berjalan, penulis masih rutin sholat Dhuha 2 rakaat. Pasang reminder di jam 9:30 pagi, supaya tidak lupa. Tak peduli dengan 3 hari, 7 hari, 40 hari, pokoknya sholat saja terus. Tidak terlalu peduli dengan barang yang bakal kena sita negara (padahal barang hasil sitaan akan dijual oleh oknum ke pasar di Indonesia). Selang seminggu lebih kemudian, inilah ajaibnya. Tiba-tiba saja ada telpon dari ekspedisi lain, kita sebut saja inisialnya DHL, yang katanya mau antar barang saya dari Spanyol, langsung ke alamat kantor! Alhamdulillah. Tanpa birokrasi macam-macam, akhirnya barang bisa saya terima dengan baik.
Belakangan penulis tahu, dari pihak pengirim di Zaragoza, barang dikirim kembali ke negara asal, lalu menggunakan ekspedisi lain (kita sebut saja inisialnya DHL) barang lalu dikirim ulang. Setelah sampai, barang tinggal dibayar saja pajaknya. Selesai. Inilah skenario Tuhan yang bekerja di balik layar, yang kita tidak tahu ujungnya, tapi berakhir bahagia.

Selasa, 24 November 2015

Muslim - Cara Jadikan Keluarga Kita Religius - Inilah yang harus Kita Lakukan - AndreLinds.Com


Oleh: Ustad Nouman Ali Khan
Ketika anda mulai membaca Quran, mempelajarinya, dan menghafalnya, anda mulai sadar bahwa Quran menawarkan gaya hidup yang menuju ke kanan, sementara gaya hidup anda menuju ke kiri. Jadi anda mulai mengubah beberapa hal. Cara anda berbicara mulai berubah, cara anda berpakaian mulai berubah, cara anda makan mulai berubah, anda mulai berteman dengan orang-orang yang shaleh, memilih pekerjaan yang halal jika sebelumnya pekerjaan anda tidak halal, interaksi anda dengan keluarga mulai berubah, dan sebagainya.

Dan ketika perubahan ini mulai terjadi, siapa orang-orang yang pertama kali bereaksi? Keluarga anda, yaitu ibu anda, saudari anda, saudara anda, sepupu anda, dan sebagainya. Mereka menghampiri anda dan berkata “Kamu sekarang telah berubah, apakah kamu baik-baik saja? Kami juga Muslim seperti kamu, tapi kamu tidak perlu setaat itu. Cukurlah jenggotmu.” Atau seorang ayah akan menghampiri putrinya “Kenapa kamu berhijab? Kamu tidak akan pergi keluar seperti itu kan? Wajahmu kan cantik!” Atau seorang ibu yang berkata pada putranya, “Cukurlah jenggotmu. Kamu tampak seperti teroris. Tempat kerja mana yang akan menerimamu sebagai karyawan kalau kamu berjenggot begitu.”

Keluarga anda sendiri akan mengatakan hal-hal seperti itu. Ngomong-ngomong, mereka mengucapkan hal ini bukan karena membenci anda. Anda tahu kenapa mereka mengatakan hal-hal itu? Itu karena mereka mencintai anda dan mereka takut karena anda berubah. Mereka pikir anda menjadi gila dan ini bukan hal baru. Kapanpun seseorang mulai taat beragama, keluarga mereka akan menganggap orang itu sebagai ekstrimis atau orang gila.

Perhatikan hal ini dengan seksama! Ketika anda mulai lebih religius daripada anggota keluarga anda yang lain, maka mereka yang keimanannya masih di bawah anda menunggu anda. Mereka dengan sabar menunggu sampai anda berperilaku buruk. Sampai suatu ketika anda membentak ayah anda, kemudian mereka akan berkata “Apakah ini yang diajarkan Islam padamu? Jadi ini yang diajarkan masjid selama ini, itulah mengapa kelakuanmu begini.”

Jadi mereka menunggu anda berbuat salah, untuk menyalahkan apa? Untuk menyalahkan agama. Dan ketika ini terjadi, ada perang urat syaraf yang terjadi di rumah. Anda pulang ke rumah dan merasa rumah anda jadi medan perang. Ibu anda, istri atau suami anda, adik atau kakak anda, sepupu anda, paman anda, mereka akan mengatakan hal-hal paling menyakitkan dan sarkastik kepada anda. Andai saja kata-kata tersebut dilontarkan orang lain kepada anda, maka anda akan menabrak mereka dengan mobil anda, tapi anda harus menelannya karena yang mengatakannya adalah keluarga sendiri.

Jadi apa yang anda lakukan? Anda pun marah. Anda berkata “Kalian mencoba membuatku mengikuti nenek moyang dan budaya, PADAHAL AKU MENCOBA MENGIKUTI SUNNAH, DAN KALIAN BAHKAN TIDAK PUNYA AQIDAH YANG BENAR!!!” Kemudian anda membanting pintu dan keluar. Hal ini sering sekali terjadi.

Dan sekarang anda mulai aktif ikut pengajian, kelas agama, kursus-kursus, bukan karena anda memang ingin mengikutinya, melainkan karena anda tidak tahan dengan situasi yang terjadi di rumah. Jadi anda hanya ingin menjauh dari rumah.

Anda tahu, itu adalah kesalahan terbesar anda. Anda seharusnya lebih tahan banting. Anda harus dapat menerima kata-kata mereka yang menyakitkan. Apapun makian mereka, apapun yang mereka katakan, misalnya ibu anda berkata “Kuharap aku tak punya anak sepertimu”, atau ayah anda berkata “Dasar anak tidak tahu diuntung. Mau jadi teroris kamu?” Apapun yang mereka katakan, jangan diambil hati. Tetaplah berbaik hati kepada orangtua anda, berbaktilah sebaik mungkin kepada mereka.

Apapun yang mereka lakukan, mereka tidak mungkin lebih buruk dari ayah Nabi Ibrahim a.s yang memproduksi berhala untuk dijual dan mengusir anaknya keluar dari rumah. Seringkali anda berkata pada saya “Oh sayangnya orangtuaku tidak mengerti bro.” Terus kenapa kalau mereka tidak mengerti? Yang penting adalah jika anda berpegang teguh kepada Islam, maka anda harus tahan banting. Bahkan orang-orang di zaman Nabi dikubur hidup-hidup karena menyatakan keimanan mereka, mengapa anda tidak tahan menerima hardikan atau kemarahan dari orangtua anda? Kenapa anda tidak tahan banting dan tidak bisa menerima beberapa celaan dari paman anda setiap Idul Fitri? Misalnya, “Oh, tampaknya kamu baru pulang berjihad memerangi pasukan Israel!” Mereka akan mengatakan hal-hal seperti itu, terima saja.

Orang-orang di zaman nabi mengalami yang jauh lebih buruk, bersyukurlah pada Allah karena kita jauh lebih mudah. Orang-orang selalu tidak bersyukur, dan kita tidak bersyukur karena kita tidak bersabar. Sabar dan syukur saling beriringan, ketika anda tidak sabar, anda mulai mengeluh.
Dan ketika anda mengeluh, itu tandanya anda tidak bersyukur.

Allah memberi anda kesempatan ini untuk mengembangkan kepribadian anda agar menjadi lebih tangguh. Dan saya ingin memberi saran, ketika anda mulai mempelajari agama dengan serius, terlebih lagi pemuda/pemudi dan anda mendapat masalah di rumah, maka lakukan lebih baik lagi di rumah! Bersihkan rumah, belikan ibu anda sekuntum bunga, pijat kakinya, bantu ayah anda mengecat tembok, lakukanlah sesuatu. Hal ini jauh lebih baik daripada anda membangkang kepada orangtua. Apakah cara terbaik untuk mendekatkan orangtua anda kepada Islam? Yaitu dengan berbakti pada orangtua. Buatlah akhlaq anda menjadi lebih baik. Jangan malah membentak orangtua anda.

SEMOGA BERMANFAAT


Sumber:http://islamberkata.blogspot.co.id/2015/03/keluarga-anda-tidak-religius-inilah.html

Muslim - Nikmat Menjadi Islam dan Jalan Kita Berdakwah - AndreLinds.Com

Oleh: Hamza Andrea Tzortzis 
Jangan remehkan rahmat yang kita miliki, yaitu Islam. Orangtua saya bukan Muslim. Istri saya tahu betapa saya mencintai orangtua saya. Dan orangtua saya mencintai saya. Setiap hari, ayah saya berkata bahwa dia mencintai saya. Tapi jika ayah saya meninggal dalam keadaan seperti ini kemana dia akan pergi? Anda dapat mendo’akan orangtua anda, tapi saya tidak dapat berdo’a untuk ayah saya jika dia meninggal (karena dia non-Muslim).

Inilah kenyataannya saudara/saudari. Jangan remehkan rahmat yang diberikan Allah s.w.t kepada anda berupa nikmat Islam. Anda mempunya persyaratan untuk memasuki jannah(surga). Ini sangat penting saudara/saudari, karena inilah tujuan akhir kita. Untuk apakah hidup kita? 20, 30, 40, 50, 60 tahun. Dan saya tidak ingin kita hanya berpikir “Alhamdulillah aku seorang Muslim.” Saya ingin kita berangkat dan berdakwah karena ada banyak orang yang membutuhkan Islam saudara/saudari.

Nanti pada tahun 2040, menurut lembaga-lembaga medis, penyakit paling besar yang akan membunuh manusia adalah depresi, saudara/saudari. 25% dari wanita di zaman sekarang mengalami depresi. Anda harus menyadari bahwa ada kekosongan ruhani di luar sana. Dan anda dapat melakukan ini. Jangan sampai terlambat, karena kakek saya meninggal setahun yang lalu, pada bulan September. Kakek saya adalah segalanya bagi saya. Dialah satu-satunya orang dalam keluarga saya yang ketika berkata sesuatu, dia akan menepatinya meskipun dia harus memotong kakinya untuk menepatinya. Saya cinta kakek saya tapi saya tidak pernah berdakwah padanya.

Sayang sekali... Dan ketika saya mendengar bahwa dia sakit, saya langsung pulang ke kampung halaman naik pesawat untuk berdakwah padanya. Mungkin ada kesempatan baginya untuk masuk Islam, karena dia adalah pria yang mencintai Tuhan. Tapi dia meninggal pada hari Jumat dalam keadaan belum masuk Islam. Saya bahkan tidak dapat menghadiri pemakamannya, karena dia non-Muslim.

Jadi jangan sampai terlambat saudara/saudari. JANGAN SAMPAI TERLAMBAT. Dan kuatkan diri anda. Anda tahu anda dapat melakukan ini, siapapun diri anda, tidak peduli anda menganggap derajat anda setinggi apa, karena Muslim adalah orang-orang yang bertauhid. Kita adalah orang-orang La Ilaha Ilallah. Dan apa artinya itu? Itu berarti La hawla wa laa quwwata illa billah (tidak ada kekuatan sejati kecuali dari kekuatan Allah s.w.t).

Jadi Israel tidak bisa jadi alasan, media-media yang mencemarkan nama Islam juga tidak, karena semua ini hanyalah alat-alat tak berarti yang Allah gunakan untuk mewujudkan kehendak-Nya. Hanya Allah-lah kekuatan sejati, dan jika demikian adanya, maka ini harusnya membebaskan kita dari rantai makhluk, karena kita dapat mencapai apapun sesuai kehendak Allah s.w.t. Dan karena kita tidak tahu apa kehendak-Nya, maka hal ini memberikan kita banyak kemungkinan
untuk menggapai apa yang kita mau. Dan jika kita sudah berusaha sebaik mungkin dan gagal,
kita masih bisa tersenyum.

As-Salim dengan elok berkata ketika menceritakan apa yang dilakukan Rasulullah s.a.w. Anda tahu kenapa? Karena Rasulullah s.a.w berkata: “Keadaan orang beriman itu menakjubkan. Ketika suatu hal yang baik terjadi padanya, dia bersyukur dan itu baik baginya. Dan ketika suatu hal yang buruk terjadi padanya, dia bersabar dan itu juga baik baginya.” Bagaimana mungkin kita tidak bersabar sedangkan Allah s.w.t berfirman:

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Mereka akan Kami tempatkan pada tempat-tempat yang tinggi (di dalam surga), yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan, yaitu orang-orang yang bersabar dan bertawakal kepada Tuhannya.” (Qs. 29:57-59)


SEMOGA BERMANFAAT DAN MEMBERI INSPIRASI UMAT

Muslim - Jangan Bersedih sahabat Ketika Kesulitan Mendera - Dibalik kesulitan Pasti ada kemudahan - AndreLinds.Com



Allah S.W.T. akan menguji hamba-hamba yang dicintai-Nya. Dan Dia akan melihat apakah kalimat syahadat yang mereka ucapkan adalah benar. Allah S.W.T. berfirman dalam Quran:

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Qs. al-Ankabut [29]: 2-3).

Allah tidak akan membiarkan anda sampai Dia mengetes anda sebagai seorang munafiq atau mukmin. Allah tidak akan membiarkan anda memasuki surga kecuali Dia akan menguji anda berulang kali. Seorang mukmin tidak akan menjadi wali Allah sampai dia diuji.

Dan akan ada orang-orang yang menguji keimanan anda, keluarga anda, atau kehormatan anda dalam kehidupan sehari-hari.

Allah S.W.T. berfirman:

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah[2] : 155-157)

Ketika seseorang memfitnah anda tanpa bukti, Allah tahu bahwa anda terbebas dari tuduhan itu. Allah tahu orang itu cuma menuduh anda, tapi Dia menguji anda sehingga Dia bisa menaikkan derajat anda! Ketika orang-orang merendahkan anda, derajat anda akan naik menjadi orang yang dicintai Allah jika anda bersabar! Jadi jangan mengeluhkan ujian melainkan sambutlah ia!

Ketika orang beriman mendapatkan kesukaran, dia tidak menjadi depresi karena dia mengingat Allah dan ridha terhadap keputusan Allah sehingga Allah memberikan ketenangan batin padanya. Seorang Muslim sejati tidak akan merasa depresi. Jika seseorang merasa depresi dan stres, maka ada sesuatu yang salah dengan imannya.

Dan dikatakan dalam hadist qudsi:

Barangsiapa yang tidak ridha dengan apa yang Allah berikan padanya. Barangsiapa yang tidak bersabar ketika Allah menimpakan kesukaran, maka Dia lebih baik mencari tuhan lain selain Aku. Dan jika seseorang ridha dengan Allah meskipun Allah hanya memberinya sedikit, maka Allah akan ridha dengan amalannya yang sedikit.”

Jika Allah memberi sedikit rezeki kepada seseorang, misalnya dia punya sebuah motor tua, rumah sederhana, dan baginya itu sudah cukup. Dia tidak makan 3 kali sehari setiap hari, tapi dia mendapatkan secukupnya untuk mengisi perutnya. Dia ridha dengan Allah, maka Allah akan ridha dengan amalannya yang sedikit.

Kesukaran hanya menjadi negatif jika hal itu menjadi penghalang antara anda dan Allah S.W.T. Tapi kesukaran menjadi positif dan menjadi motivasi bagi anda ketika ia mendekatkan anda kepada Allah S.W.T.

Setiap orang yang melalui kepedihan dan kesukaran harus menyadari bahwa semua ini bukan berarti Allah S.W.T. ingin menghukum anda, melainkan ini adalah seruan dari Allah S.W.T. agar kita mendekat kepada-Nya.

Dan inilah salah satu hikmah dari cobaan dan musibah. Kita menjadi dekat satu sama lain dengan saling mengobrol dan menelpon, namun kita menjadi dekat kepada Allah S.W.T. melalui cobaan dan musibah!

Dan anda bisa menanggapinya sebagai berikut: Yang pertama, anda menghadapi kesukaran dan mendekatkan diri kepada Allah S.W.T. Yang kedua, anda memilih untuk begitu saja menerima kesukaran itu seorang diri, tidak melakukan apapun, dan kemudian anda akan melihat dampaknya terhadap keimanan anda. Ketika anda terisolasi, anda mulai merasakan keimanan mulai memudar! Kualitas shalat, khusyu’nya shalat, semuanya memudar! Kemampuan anda untuk membaca Quran, untuk berpuasa, tidak lagi ada.

Apa yang anda lakukan? Yang anda lakukan adalah menyerahkan diri kepada setan! Dan setan telah berjanji untuk menyesatkan jalan anda dari Allah S.W.T. Jadi dalam masa-masa sulit anda harus mencari orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan buatlah mereka menuntun anda kepada Allah S.W.T.

Cobaan paling ringan yang diterima seseorang adalah dia sedang berjalan-jalan dan tertusuk oleh duri dan membuatnya berkata “Aduh!” Rasulullah s.a.w bersabda: “Tidak seorang pun tertusuk duri, kecuali Allah S.W.T. menghapuskan dosanya karenanya.”

Cobaan dan musibah adalah cara mendapatkan ampunan, semua itu adalah cara memurnikan anda,  sehingga anda dapat pergi ke tempat tersuci (surga). Hukuman Allah bukanlah karena kemarahan atau kemurkaan-Nya, melainkan cara untuk membersihkan anda dari dosa.

Jangan hanya duduk dan mengira-ngira mengapa Allah memberikan kesukaran pada anda, karena tidak mungkin anda bisa mengetahui penyebabnya. Tapi saya menjamin satu hal pada anda. Allah berfirman dalam Quran bahwa Dia akan menjelaskan kenapa hal-hal tertentu menimpa anda di dunia. Dia tidak bisa memberitahu anda sekarang, karena jika Dia memberitahu anda sekarang, maka ini tidak lagi disebut ujian.

Dan dalam hadist Allah Azza wa Jalla memilih orang yang paling dekat kepada-Nya untuk diberikan ujian terberat. Kenapa Allah melakukan itu? Karena Allah Azza wa Jalla tidak hanya ingin untuk memberikan derajat tinggi kepadanya, tapi Allah Azza wa Jalla juga ingin menjadikannya sebagai contoh bagi umat manusia. Dan Allah Azza wa Jalla ingin menjadikan bahwa mereka punya alasan yang kuat untuk pergi ke jannah(surga). Temanku, jika anda ingin pergi ke jannah (surga), Allah harus menunjukkan di hari kiamat “Hamba-Ku yang ini mendapatkan jannah karena alasan ini.”

Rasulullah s.a.w bersabda: “Perkara seorang mukmin itu aneh, ketika Allah merahmatinya dengan sesuatu yang baik dan dia bersyukur kepada Allah, maka Allah memberinya pahala dan merahmatinya. Dan ketika Allah memberinya kesulitan, kemudian dia bersabar untuk melalui kesulitan itu, dia juga mendapatkan pahala dan rahmat dari Allah.”

Pahala yang akan diberikan Allah kepada orang-orang yang bersabar tidak terhitung banyaknya! Seseorang akan menderita selama beberapa tahun, dan meskipun di sepanjang hidupnya dipenuhi cobaan yang berat, misalnya penyakit yang parah sampai kematian merenggutnya. Namun ketika kematian datang, penyakitnya juga dicabut! Tidak ada seorangpun yang menderita kanker di dalam kubur atau di jannah (surga).

Kesukaran-kesukaran ini sesungguhnya baik, tapi kita menganggapnya sebagai sesuatu yang jahat.
Allah mengirimkan kesukaran untuk menguji anda! Kematian dapat merenggut anda kapan saja! Jadi pastikan selalu iman anda berada dalam kondisi baik. Dia mengirimkan ujian pada anda untuk menjaga anda dari dosa-dosa anda sendiri!

Allah Azza wa Jalla mengirimkan kesukaran pada anda mungkin karena anda belum berdo’a sejak waktu yang lama, dan kini waktunya mendekat kembali pada Allah! Terkadang kita baru bisa mendekat kepada Allah ketika ujian mendera, kita harus merasakan kesulitan dulu baru mau mengingat Allah S.W.T Dan Allah membuka jalan untuk itu. Dia mengirimkan kesukaran untuk menyempurnakan kita!

Berbagai manfaat ada bersama datangnya kesukara. Juga seperti yang dikatakan pepatah “Cobaan itu baik bagimu karena ia adalah kepedihan. Dan kepedihan adalah kelemahan yang keluar dari tubuhmu. Jika kepedihan itu tidak menghancurkanmu, maka ia membuatmu lebih kuat.” Dan agar kita ingat bahwa kita adalah milik Allah! Dengan demikian Dia mempunyai segala hak untuk melakukan apapun kepada kita seperti yang diinginkan-Nya.

Tidakkah kita mengetahui kisah para Anbiyya (para nabi) a.s, merekalah orang-orang yang menerima ujian terberat, meski begitu mereka tidak pernah berpaling dari Allah s.w.t! Namun sedikit saja kesulitan datang kepada kita, kita langsung berpikir “Apa salahku? Aku sudah shalat 5 waktu, bersedekah, melakukan ini dan itu! Kenapa Allah menimpakan ini padaku?” Anda seringkali mendengar orang-orang mengatakan hal bodoh ini! “Kenapa aku menerima kesulitan?”, kata mereka. Jika Allah s.w.t menguji para anbiyya (nabi), kenapa Dia tidak boleh menguji kita? Ini adalah hak-Nya. Wallahu'alam.


SEMOGA BERMANFAAT DAN MEMBERI INSPIRASI UMAT