Oleh: Ustad
Nouman Ali Khan
Ketika anda mulai
membaca Quran, mempelajarinya, dan menghafalnya, anda mulai sadar bahwa Quran
menawarkan gaya hidup yang menuju ke kanan, sementara gaya hidup anda menuju ke
kiri. Jadi anda mulai mengubah beberapa hal. Cara anda berbicara mulai berubah,
cara anda berpakaian mulai berubah, cara anda makan mulai berubah, anda mulai
berteman dengan orang-orang yang shaleh, memilih pekerjaan yang halal jika
sebelumnya pekerjaan anda tidak halal, interaksi anda dengan keluarga mulai
berubah, dan sebagainya.
Dan ketika
perubahan ini mulai terjadi, siapa orang-orang yang pertama kali bereaksi?
Keluarga anda, yaitu ibu anda, saudari anda, saudara anda, sepupu anda, dan
sebagainya. Mereka menghampiri anda dan berkata “Kamu sekarang telah berubah,
apakah kamu baik-baik saja? Kami juga Muslim seperti kamu, tapi kamu tidak
perlu setaat itu. Cukurlah jenggotmu.” Atau seorang ayah akan menghampiri
putrinya “Kenapa kamu berhijab? Kamu tidak akan pergi keluar seperti itu kan?
Wajahmu kan cantik!” Atau seorang ibu yang berkata pada putranya, “Cukurlah
jenggotmu. Kamu tampak seperti teroris. Tempat kerja mana yang akan menerimamu
sebagai karyawan kalau kamu berjenggot begitu.”
Keluarga anda
sendiri akan mengatakan hal-hal seperti itu. Ngomong-ngomong, mereka
mengucapkan hal ini bukan karena membenci anda. Anda tahu kenapa mereka
mengatakan hal-hal itu? Itu karena mereka mencintai anda dan mereka takut
karena anda berubah. Mereka pikir anda menjadi gila dan ini bukan hal baru.
Kapanpun seseorang mulai taat beragama, keluarga mereka akan menganggap orang
itu sebagai ekstrimis atau orang gila.
Perhatikan hal ini
dengan seksama! Ketika anda mulai lebih religius daripada anggota keluarga anda
yang lain, maka mereka yang keimanannya masih di bawah anda menunggu anda.
Mereka dengan sabar menunggu sampai anda berperilaku buruk. Sampai suatu ketika
anda membentak ayah anda, kemudian mereka akan berkata “Apakah ini yang
diajarkan Islam padamu? Jadi ini yang diajarkan masjid selama ini, itulah
mengapa kelakuanmu begini.”
Jadi mereka
menunggu anda berbuat salah, untuk menyalahkan apa? Untuk menyalahkan agama.
Dan ketika ini terjadi, ada perang urat syaraf yang terjadi di rumah. Anda
pulang ke rumah dan merasa rumah anda jadi medan perang. Ibu anda, istri atau
suami anda, adik atau kakak anda, sepupu anda, paman anda, mereka akan
mengatakan hal-hal paling menyakitkan dan sarkastik kepada anda. Andai saja
kata-kata tersebut dilontarkan orang lain kepada anda, maka anda akan menabrak
mereka dengan mobil anda, tapi anda harus menelannya karena yang mengatakannya
adalah keluarga sendiri.
Jadi apa yang anda
lakukan? Anda pun marah. Anda berkata “Kalian mencoba membuatku mengikuti nenek
moyang dan budaya, PADAHAL AKU MENCOBA MENGIKUTI SUNNAH, DAN KALIAN BAHKAN
TIDAK PUNYA AQIDAH YANG BENAR!!!” Kemudian anda membanting pintu dan keluar.
Hal ini sering sekali terjadi.
Dan sekarang anda
mulai aktif ikut pengajian, kelas agama, kursus-kursus, bukan karena anda
memang ingin mengikutinya, melainkan karena anda tidak tahan dengan situasi
yang terjadi di rumah. Jadi anda hanya ingin menjauh dari rumah.
Anda tahu, itu
adalah kesalahan terbesar anda. Anda seharusnya lebih tahan banting. Anda harus
dapat menerima kata-kata mereka yang menyakitkan. Apapun makian mereka, apapun
yang mereka katakan, misalnya ibu anda berkata “Kuharap aku tak punya anak
sepertimu”, atau ayah anda berkata “Dasar anak tidak tahu diuntung. Mau jadi
teroris kamu?” Apapun yang mereka katakan, jangan diambil hati. Tetaplah
berbaik hati kepada orangtua anda, berbaktilah sebaik mungkin kepada mereka.
Apapun yang mereka
lakukan, mereka tidak mungkin lebih buruk dari ayah Nabi Ibrahim a.s yang
memproduksi berhala untuk dijual dan mengusir anaknya keluar dari rumah.
Seringkali anda berkata pada saya “Oh sayangnya orangtuaku tidak mengerti bro.”
Terus kenapa kalau mereka tidak mengerti? Yang penting adalah jika anda
berpegang teguh kepada Islam, maka anda harus tahan banting. Bahkan orang-orang
di zaman Nabi dikubur hidup-hidup karena menyatakan keimanan mereka, mengapa
anda tidak tahan menerima hardikan atau kemarahan dari orangtua anda? Kenapa
anda tidak tahan banting dan tidak bisa menerima beberapa celaan dari paman
anda setiap Idul Fitri? Misalnya, “Oh, tampaknya kamu baru pulang berjihad
memerangi pasukan Israel!” Mereka akan mengatakan hal-hal seperti itu, terima
saja.
Orang-orang di
zaman nabi mengalami yang jauh lebih buruk, bersyukurlah pada Allah karena kita
jauh lebih mudah. Orang-orang selalu tidak bersyukur, dan kita tidak bersyukur
karena kita tidak bersabar. Sabar dan syukur saling beriringan, ketika anda
tidak sabar, anda mulai mengeluh.
Dan ketika anda
mengeluh, itu tandanya anda tidak bersyukur.
Allah memberi anda
kesempatan ini untuk mengembangkan kepribadian anda agar menjadi lebih tangguh.
Dan saya ingin memberi saran, ketika anda mulai mempelajari agama dengan
serius, terlebih lagi pemuda/pemudi dan anda mendapat masalah di rumah, maka
lakukan lebih baik lagi di rumah! Bersihkan rumah, belikan ibu anda sekuntum
bunga, pijat kakinya, bantu ayah anda mengecat tembok, lakukanlah sesuatu. Hal
ini jauh lebih baik daripada anda membangkang kepada orangtua. Apakah cara
terbaik untuk mendekatkan orangtua anda kepada Islam? Yaitu dengan berbakti
pada orangtua. Buatlah akhlaq anda menjadi lebih baik. Jangan malah membentak
orangtua anda.
SEMOGA BERMANFAAT
Sumber:http://islamberkata.blogspot.co.id/2015/03/keluarga-anda-tidak-religius-inilah.html